Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa

Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Catatn, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa
link : Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa

Di satu satunya postingan bulan juni ini, aku akan memperkenalkan seorang kawan blogger yang sudah kukenal hampir 5 tahun yang lalu, yang membuatku kagum karena konsistensi tulisan-tulisannya pada tema blognya (gak kayak blogku yang isinya gak karuan), dan yang membuatku makin mengenal kampung halamanku sendiri.
Gak usah berpanjang-panjang pengantarnya, mari segera dimulai perkenalannya.




Judulnya Pencangkul.
Blog dengan dominan warna hijau ini diberi judul Pencangkul di atasnya, dan ada tag line "Catatan Sunyi dari Pinggir(an) Ladang. Coba lihat judulnya, lalu tag line nya, dan warna pendukungnya, semua serba sesuai. Pengunjung yang baru datang pun langsung tahu, bahwa Sang Empunya blog pastilah seseorang yang dekat dengan dunia pertanian.

Tahun 2008 lalu, aku dengan lancangnya (padahal baru kenal), sudah berani memaksa Mas Junaedi--pemilik blog itu-- untuk mblejeti dirinya sendiri di muka umum. See?? betapa kurang ajarnya aku waktu itu. Tapi salut kepada beliau yang akhirnya mau menuruti pemintaanku. Postingan Reply For Elsa's First Four Tags mungkin menjadi yang pertama, satu-satunya, dan mungkin tag terakhir yang pernah di tulis  Beliau.  Dari situ akhirnya kita bisa tahu, Mas Junaedi memiliki pekerjaan sebagai "Pencangkul", pernah menuntut ilmu di Bogor, sempat bekerja di pedalaman Flores, dan kini tinggal di Malang Jawa Timur.

Mas Junaedi mempersilahkan kita mengartikan sendiri istilah Pencangkul yang dipakainya. Jadi, aku lebih memilih mengartikan Pencangkul itu sebagai Pak Tani yang biasanya mencangkul sawah. Bukan tanpa alasan sebenarnya aku memposisikan Mas Junaedi sebagai Petani, meskipun aku yakin Beliau bukan benar-benar Pak Tani yang membajak sawah dengan kerbaunya, bukan Pak Tani yang dari pagi hingga siang membungkuk di sawah berlumpur untuk menanam bibit bibit padi.... bukan!!!

Mas Junaedi pastilah orang pertanian. Bisa dilihat dari banyak postingannya yang berbicara soal perekonomian pertanian. Beliau sungguh mahir menulis Pertanian Berbasis Sumber Daya Lokal, atau tentang Ke(tidak)tahanan Pangan Kita. Postingannya yang berjudul Pekarangan, Lumbung Pangan Kita, dan Reinkarnasi Lumbung Desa, Mungkinkah? membuatku jadi ingin punya rumah di desa dengan halaman luass yang bisa ditanami berbagai macam sayur dan buah-buahan.

Keempat tulisan Mas Junaedi yang baru kusebutkan tadi sudah pernah di muat di Harian Kompas. Aku sendiri jadi makin sadar, seorang blogger yang sedang kuperkenalkan ini bukan blogger sembarangan, melainkan seorang Penulis hebat.
Kunjungilah http://Pencangkul.blogspot.com dan bersiaplah untuk kembali ke Ladang....







Wonosalam, Jombang.
Mas Junaedi adalah Wong nJombang Asli, seperti tokoh tokoh nasional kita. Sebut saja Hasyim Asyari, Wahid Hasyim, Gus Dur, Emha Ainun Najib, Nur Cholis Madjid, Asmuni, Muhaimin Iskandar, Ponari, atau bahkan Eyang Subur, hehehehehe.....

 Lahir dan besar di Wonosalam, Jombang. Meskipun sempat bertualang kemana-mana, seperti bogor, maumere dan lain lain, tapi kecintaannya pada tanah kelahiran sama sekali gak bisa diragukan. Dan seperti kubilang di pengantar, Aku jadi lebih banyak tahu soal Jombang juga dari membaca postingan-postingan beliau. Jika ingin Sekedar Berbincang Tentang Jombang, Beliau ahlinya. Berbincang lebih dalam lagi, aku yakin Beliau tidak akan menolak. Kacamata sosialnya yang tinggi akan mengajak kita menguak Prostitusi di Kota Santri, Jejak Wallace di Jombang, Masjid dan Gereja satu tembok di Jombang, Penghijauan di Jombang , atau bahkan tentang fenomena Ponari Putra Petir yang sempat menggemparkan Indonesia Raya, hehehhee....




Sebagai putra Wonosalam, daerah yang terkenal sebagai penghasil durian, Mas Jun juga sering mengulas soal Durian asal Wonosalam. Di postingan Durian Wonosalam, Mengapa Lebih Mahal? , Mas Jun menjelaskan keistimewaan buah kebanggan Jombang itu. Mas Jun juga tak lupa untuk menjelaskan Rute berburu Durian Bido Wonosalam. Dan tentu saja, Festival Durian di Wonosalam tahun pertama dan kedua tak luput dari perhatiannya. Jadi berharap, semoga tahun depan bisa berpesta durian di Festival tahunan itu bersama Mas Jun, Sang Pencangkul.




Penggemar Bakso
Meskipun tahun 2008 ketika mengerjakan tag dariku, Mas Junaedi tidak mencantumkan bakso sebagai makanan kegemaran, tapi aku curiga... bisa jadi seorang Pencangkul yang satu ini sebenarnya adalah penggemar Bakso. Alasan yang melatarbelakangiku menulis demikian, karena Mas Jun setidaknya pernah mereview beberapa macam Bakso. Di salah satu postingannya, Mas Jun merangkum 5 Bakso di Jombang salam satu postingan. Beliau menjelaskan bakso tersebut satu persatu beserta denah dan suasana kedainya secara lengkap dan terperinci. Hhhmmmm... kalau bukan penggemar bakso, rasanya tidak mungkin bisa melakukan itu. Setuju tidak???

Bakso lain yang diulasnya secara khusus adalah Bakso Haji Sumarto di Jombang dan Bakso Cak Kar di Malang.

Meskipun tampaknya bakso menempati urutan teratas dalam daftar pilihan Beliau, tetapi ternyata ada beberapa kuliner istimewa lainya yang pernah dipromosikan Mas Jun di blog Pencangkul. Yang membuatku salut, Mas Jun ini lebih sering membanggakan kuliner khas Jombang. Coba perhatikan, Mas Jun pernah memposting lezatnya Soto Dok yang khas Jombang itu, lalu uniknya Pecel rengkek yang juga hanya bisa ditemui di Jombang, dan lodeh Kikil Mojosongo yang kini semakin langka.




Seniman Kata
Mungkin beliau tertawa melihatku menjulukinya Seniman Kata. Mas Jun memang bukan blogger yang pintar merangkai kata kata biasa menjadi terdengar/terbaca  sangat romantis dan mendayu dayu, Mas Jun juga bukan blogger yang suka menuliskan syair syair puitis maupun lagu cinta. Tapi blogger asli Jombang ini begitu piawai memainkan kata yang menarik minat pembacanya. Tak percaya???

Mari kuperlihatkan buktinya.










Itulah sebagian kalimat judul postingan di blog Pencangkul. Unik dan memikat bukan?? Siapa yang tidak tergoda dengan tarif ayam kampus yang sedemikian murahnya? Siapa yang tidak kaget, masa gara-gara ngeblog dimintai pertanggungjawaban suami orang?? Isu SARA apa lagi ini, Pak Haji versus Pastor??

Lalu dua postingan berbau teror dari Jombang yang menakutkan itu, jika teman-teman blogger membacanya, pasti tidak akan ketakutan. Malah akan menelan ludan dan menahan air liur yang hampir menetes. Ajaib kan pilihan kata katanya??

Belom lagi judul paling bawah itu.... tempat persembunyian Neneng???? Hehehehe....

Inilah yang kusebut Seniman Kata. Bagaimana membuat postingan di blog tampak menarik, adalah dengan memasang judul yang aduhai. Dan tampaknya, Mas Junaedi amat sangat menguasai itu. Aku ingin berguru pada beliau yang jauh lebih senior dalam hal ini, mengingat Beliau sudah mulai ngeblog sejak tahun 2004.



(Tidak) Serius!!!
Duluuu, ketika awal awal membaca blog Pencangkul, aku memiliki kesan bahwa Blog Pencangkul beserta Pemilik Blognya, yaitu Mas Junaedi, adalah tipikal blog yang mengabut paham "serius". Maksudnya menuliskan bahasan-bahasan serius dan berat, dan ditujukan bagi pembaca-pembaca yang "serius" pula.

Itu duluu... lama kelamaan, setelah lama membaca dan mengikuti blog Mas Jun ini... ternyata beliau juga tidak terlalu serius yang aku kira. Beliau tidak melulu menuliskan soal tanaman-tanaman di ladang, penyakit cengkeh di desanya, atau bagaimana memberdayakan petani.... Tidak!!!
Ada beberapa postingan lucu yang sudah ditulisnya, dan dijamin akan membuat pembaca tersenyum. Mas Jun juga sering menuliskan catatan catatan ringan yang tidak akan membuat pembacanya mengernyitkan dahi. Mas Jun bahkan sering menyediakan download buku gratis dan beberapa tips yang insyaAllah berguna bagi penulis manapun, maupun bagi mereka yang bergerak di bidang pertanian.



Sementara itu, secara pribadi, He's a simple and humble person. Sungguh. Sesimple tampilan blognya yang gak neko-neko.
Aku pernah bertemu dengan Beliau sekali, dan sungguh senang rasanya bisa kenal secara langsung dengan blogger dan penulis hebat macam Beliau ini.

Jadi teman-teman yang belum pernah berkunjung ke blog Pencangkul, belum kenal dengan Mas Junaedi.... monggo mari klik blognya langsung di http://pencangkul.blogspot.com


Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan BlogCamp



Demikianlah catan kecil pada Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang PENCANGKUL bukan sekedar Mencangkul | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2013/06/tentang-pencangkul-bukan-sekedar.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa

Tentang I Love Elsa | Diary Tante Elsa