Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label
diary Diary, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???
Judul : Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
link : Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
Siapa penggemar bakso???
Aku mungkin akan angkat tangan tinggi-tinggi. Tentu saja aku yakin, bukan hanya aku yang menggemari bakso kan... kebanyakan rakyat Indonesia (ciiieeee......) pasti juga menggemari makanan yang sangat gampang di temui di mana mana ini.
Beberapa waktu yang lalu, ketika berkunjung ke Malang, Dewie--sahabatku-- berhasil menyeretku ke sebuah gang sempit. Kami lalu berhenti di depan SMPN 5 dan SMPN 9 Malang. Rupanya disitulah bakso bakar Pak Man berada. Sejak awal kami tiba di Malang, Dewie selalu saja menceritakan tentang kelezatan bakso ini. Well.. kini saatnya membuktikannya.
Bakso Bakar Pak Man tidak memiliki banyak varian isian. Satu mangkuk bakso hanya diisi oleh bakso, tahu, dan mie putih. Lalu apa kehebatannya?
Dewie pun menjawab, alasan pertama adalah baksonya benar-benar enak. Baksonya dibakar menggunakan arang, lalu di siram dengan saus khusus. Kita bisa memilih tingkat kepedasannya sesuai dengan selera kita.
Alasan kedua, Kuahnya nendang banget. Berasa kaldunya. Meskipun baksonya sudah habis, kita pasti tetap menghabiskan kuahnya karena tak rela meninggalkannya begitu saja. Alasan yang ketiga, menurutku agak tak masuk di akal, yaitu karena keunikannya. Dewie bilang, bakso ini tak pernah sepi. Selalu ramai pembeli, meskipun tempatnya bisa dibilang tidak nyaman. Bagaimana tidak.... pengelola bakso Pak Man ini tidak menyediakan meja yang layak untuk para pengunjung. Di tengah-tengahnya hanya diberi kursi panjang sempit, sehingga mau tak mau pengunjung bakso akan menikmati baksonya dengan memegang sendiri mangkuknya. Sejak Dewie menjadi pelanggan setianya tahun 2000, hingga kini tidak ada perubahan rasa, maupun prasarana pendukung. Semuanya tetap. Pembeli bakso pun tetap rela mengantri, kalo perlu mereka rela makan sambil berdiri. Nah lhoooo.....
Soal harga... ini yang menjadi masalah. Harganya lumayan premium untuk ukuran bakso di gang sempit. Satu butir bakso dihargai 1500 rupiah, sementara satu butir bakso bakar harganya menjadi 2500 rupiah. Ketika itu kami datang berempat, dan mampu menghabiskan sekitar 40 butir bakso bakar. Kebayang kan berapa yang harus kami bayar.....
tapi tentu saja, worth it banget!!!! puas dengan rasanya.
Keunikannya lagi, setelah bakso dibakar, akan ditempatkan di satu mangkuk khusus bakso. Sementara kita akan mendapatkan satu mangkuk lagi yang berisi mie putih, tahu, dan kuahnya. Agak ribet ya? apalagi tidak ada meja....
Tapi tenang saja... semua keribetan itu terkalahkan dengan kelezatan bakso bakarnya. Dijamin deh... kita pasti baru beranjak dari situ setelah semua mangkuk benar-benar kosong...
Setelah menikmati bakso pedas panas-panas.... tentunya kita butuh sajian yang mendinginkan tenggorokan. Nah, tepat di sebelah kios bakso bakar Pak Man ini, ada sebuah gerobak penjual Es Ketan Hitam yang benar-benar menyegarkan. Sebuah paduan yang sempurna deh pokoknya.
Ada yang berencana ke Malang??
jangan lupa untuk menjadikan Bakso Bakar Pak Man ini sebagai detinasi wajib ya....
Anda sekarang membaca artikel Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2012/11/tentang-bakso-bakar-pak-man-malang.html
Judul : Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
link : Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
Siapa penggemar bakso???
Aku mungkin akan angkat tangan tinggi-tinggi. Tentu saja aku yakin, bukan hanya aku yang menggemari bakso kan... kebanyakan rakyat Indonesia (ciiieeee......) pasti juga menggemari makanan yang sangat gampang di temui di mana mana ini.
Beberapa waktu yang lalu, ketika berkunjung ke Malang, Dewie--sahabatku-- berhasil menyeretku ke sebuah gang sempit. Kami lalu berhenti di depan SMPN 5 dan SMPN 9 Malang. Rupanya disitulah bakso bakar Pak Man berada. Sejak awal kami tiba di Malang, Dewie selalu saja menceritakan tentang kelezatan bakso ini. Well.. kini saatnya membuktikannya.
Bakso Bakar Pak Man tidak memiliki banyak varian isian. Satu mangkuk bakso hanya diisi oleh bakso, tahu, dan mie putih. Lalu apa kehebatannya?
Dewie pun menjawab, alasan pertama adalah baksonya benar-benar enak. Baksonya dibakar menggunakan arang, lalu di siram dengan saus khusus. Kita bisa memilih tingkat kepedasannya sesuai dengan selera kita.
Alasan kedua, Kuahnya nendang banget. Berasa kaldunya. Meskipun baksonya sudah habis, kita pasti tetap menghabiskan kuahnya karena tak rela meninggalkannya begitu saja. Alasan yang ketiga, menurutku agak tak masuk di akal, yaitu karena keunikannya. Dewie bilang, bakso ini tak pernah sepi. Selalu ramai pembeli, meskipun tempatnya bisa dibilang tidak nyaman. Bagaimana tidak.... pengelola bakso Pak Man ini tidak menyediakan meja yang layak untuk para pengunjung. Di tengah-tengahnya hanya diberi kursi panjang sempit, sehingga mau tak mau pengunjung bakso akan menikmati baksonya dengan memegang sendiri mangkuknya. Sejak Dewie menjadi pelanggan setianya tahun 2000, hingga kini tidak ada perubahan rasa, maupun prasarana pendukung. Semuanya tetap. Pembeli bakso pun tetap rela mengantri, kalo perlu mereka rela makan sambil berdiri. Nah lhoooo.....
Soal harga... ini yang menjadi masalah. Harganya lumayan premium untuk ukuran bakso di gang sempit. Satu butir bakso dihargai 1500 rupiah, sementara satu butir bakso bakar harganya menjadi 2500 rupiah. Ketika itu kami datang berempat, dan mampu menghabiskan sekitar 40 butir bakso bakar. Kebayang kan berapa yang harus kami bayar.....
tapi tentu saja, worth it banget!!!! puas dengan rasanya.
Keunikannya lagi, setelah bakso dibakar, akan ditempatkan di satu mangkuk khusus bakso. Sementara kita akan mendapatkan satu mangkuk lagi yang berisi mie putih, tahu, dan kuahnya. Agak ribet ya? apalagi tidak ada meja....
Tapi tenang saja... semua keribetan itu terkalahkan dengan kelezatan bakso bakarnya. Dijamin deh... kita pasti baru beranjak dari situ setelah semua mangkuk benar-benar kosong...
Setelah menikmati bakso pedas panas-panas.... tentunya kita butuh sajian yang mendinginkan tenggorokan. Nah, tepat di sebelah kios bakso bakar Pak Man ini, ada sebuah gerobak penjual Es Ketan Hitam yang benar-benar menyegarkan. Sebuah paduan yang sempurna deh pokoknya.
Ada yang berencana ke Malang??
jangan lupa untuk menjadikan Bakso Bakar Pak Man ini sebagai detinasi wajib ya....
Demikianlah catan kecil pada Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa
dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......
Anda sekarang membaca artikel Tentang Bakso Bakar Pak Man Malang | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2012/11/tentang-bakso-bakar-pak-man-malang.html
Komentar
Posting Komentar