Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa

Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Info, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa
link : Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa


Ada yang mengenali bunga merah yang cantik itu?  Namanya Bunga Poppy. 
Bunga Poppy ini selain cantik, ternyata juga menyimpan kehebatan lain, yaitu membunuh ribuan orang, menyiksa manusia dengan candu, atau bahkan menyebabkan perang. Semua itu karena Bunga Poppy memiliki tangkai yang mengandung getah, getah ini disebut cannabis. Nah, cannabis ini setelah diproduksi akan menghasilkan banyak sekali turunan jenia narkoba, hasil yang paling gampang adalah opium.  Bahkan nama opium jauh lebih terkenal dibanding bung poppy sendiri. Kita pasti lebih akrab dengan kata kata ladang opium, atau biji opium dibanding dengan bunga poppy itu sendiri.

Nah, aku punya sedikit cerita ketika sempat ke Turki beberapa tahun yang lalu. Ketika itu kami melewati kota kecil bernama Anatolia. Jalanan yang lebar, kanan kiri adalah perkebunan, kebanyakan adalah perkebunan delima, rumah rumah yang jarang dan suasana yang sepi. Kami berhenti di sebuah restoran sederhana untuk sekedar melepas lelah setelah menempuh separo perjalanan panjang. Di bagian teras restoran, ada meja panjang. Di atasnya ada tiga mangkuk berlainan ukuran. Mangkuk pertama berukuran besar, berisi sesuatu berwarna putih, seperti whipped cream. Mangkuk kedua, berbentuk bulat besar, berisi madu, dan mangkuk terakhir berbentuk bulat kecil, berisi biji-biji seperti pasir. Mengingatkanku pada pasir merica, pasir di pantai-pantai lombok. 



Kemudian seorang lelaki keluar dari arah dapur restoran, dia membawa susunan piring-piring kecil dan banyak sekali garpu di atasnya. Ditatanya piring dan garpu itu di meja tadi. kami masih bertanya tanya, hidangan apa itu sebenarnya. Guide ku lalu tersenyum, dan siap menjelaskan. Sesuatu seperti whipped cream tadi adalah yogurt khas anatolia, rasanya plain/hambar, terbuat dari susu, dan sama sekali tidak masam. Sementara yang kedua, memang benar itu madu. Yang terakhir, bikin aku terkejut, itu adalah biji opium. What?? opium?? opium yang narkoba itu??

Yup, opium yang itu. Masyarakat anatolia ternyata banyak sekali yang bekerja sebagai petani opium, mereka punya ladang-ladang opium. Dan semuanya sudah terdaftar di pemerintahan setempat, juga sudah bekerja sama dengan pabrik pabrik farmasi secara legal. Hasil dari tanaman opium tadi langsung disetorkan ke pabrik farmasi, yang akan mengolahnya untuk dijadikan obat-obatan. 

Namun tentu saja, petani tetap punya celah menjual hasil dari ladang opium nya ke tempat yang lain, selain ke pabrik farmasi tadi. Misalnya biji opium yang kering banyak di jual di toko-toko souvenir di Anatolia, biji biji seperti pasir tadi juga bahkan menjadi "snack" yang sangat digemari di sana. Di sebelah restoran tempat kami singgah, ada toko kecil yang menjual souvenir khas anatolia, khas turki. Tapi yang paling menarik bagi kami, tentu saja biji opium. Dijual secara bebas, dan sudah dikemas dalam plastik plastik transparan, ada kemasan kecil, ada pula kemasan besar. 

Ingin sekali beli biji opium itu, siapa tau bisa ditanam di rumah nanti? Hahahaha
atau setidaknya jadi oleh oleh buat keluarga dan teman teman. Membawa oleh oleh berupa biji opium, membayangkannya saja aku sudah merasa sangat keren. Hahahahhaa.....




Balik lagi ke meja hidangan di teras restoran sederhana tadi, ternyata ketiga macam bahan itu adalah untuk dimakan. Hehehhee....tentu saja dimakan, dimasukkan ke dalam mulut lalu dinikmati. Aku masih seakan tak percaya. Opium? aku memakan biji opium? Opium seperti yang selama ini kutonton di film-film?? hehehehe

Si pemilik restoran mengambil dua sendok besar yogurt, meletakkannya di piring kecil. Lalu diatasnya diberi sesendok madu. Kemudian ia memberi taburan biji opium di atasnya. Dia tidak memberi kami sendok, melainkan garpu. Sedikit bingung, bagaimana cara menikmatinya. Guideku bilang, langsung saja dimakan. Bisa dicampur, diaduk sampai rata baru dimakan, atau tanpa diaduk. Makan saja sesuai selera. 

Aku tidak suka susu, juga yogurt. Tapi ketika mencicipi hidangan opium ini, aku menyukainya. Sangat menyukainya. Hahahaha jangan jangan aku sudah kecanduan opium ya??
Mungkin aku menyukainya karena rasa yogurtnya plain, benar benar tawar. teksturnya mirip whipped cream tapi lebih lembut dan ringan. Rasa madunya biasa aja, seperti madu madu pada umumnya. Ketika keduanya dicampur, yang ada adalah rasa madu yang lebih ringan, seperti makan whippedcream dicampur madu. Dan biji opiumnya membuat adonan tadi seperti mengandung pasir yang crunchy.... enak dan lucu aja rasanya makan biji opium. Rasanya pingin lagi dan lagi....



Sayang sekali aku tidak bisa membawa pulang biji biji opium itu. Khawatir tidak lolos di imigrasi bandara, hehehehe.....



Demikianlah catan kecil pada Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang Menikmati Opium di Anatolia | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2015/10/tentang-menikmati-opium-di-anatolia.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa

Tentang I Love Elsa | Diary Tante Elsa