Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa

Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Info, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa
link : Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa



Uni Emirat Arab merupakan gabungan 7 emirat. Emirat pada dasarnya sama dengan negara kecil. Pemimpin emirat biasa disebut Emir, tak ada bedanya dengan raja karena sifatnya turun temurun. Nah suatu hari, Emir Abu Dhabi mengajak 6 Emir lainnya (termasuk Emir Dubai) untuk bersatu mendirikan Uni Emirat Arab ini, jadilah satu negara besar yang kaya raya.

Uni Emirat Arab pada dasarnya sih gak punya apa apa selain minyak ya... beda jauh sama Indonesia yang punya kekayaan budaya yang luar biasa. Tapi berkat kekayaan minyaknya itulah, Uni Emirat Arab bisa membangun negerinya sedemikian rupa menjadi kota-kota megapolitan dalam sekejap. Gedung gedung menjulang tinggi dimana-mana, semua pekerja impor dari banyak negara, semuanya serba bebas dan terbuka. Gak ada lagi aturan ketat islami seperti di Arab Saudi. Setiap berkesempatan ke arab saudi, aku suka menikmati pemandangan warga lokal yang berpakaian khas arab, lelaki memakai jubah putih sematakaki, lengkap dengan surban di kepala. Sementara perempuan memakai gamis hitam serta penutup wajah. Pemandangan seperti itu jarang ditemui di Abu Dhabi.

Ada kabar yang menyebutkan bahwa "tabungan" minyak Uni Emirat Arab sebentar lagi habis, tak akan bisa bertahan hingga 20 tahun ke depan. Itulah mengapa, Dubai giat membangun daerahnya agar menjadi tujuan utama wisata dunia, untuk persiapan setelah cadangan minyaknya habis total. Dubai sudah punya beberapa ikon yang mendunia, sebut saja Palm Jumeria, Burj Al Khalifa, dan lain lain. Abu Dhabi sementara ini masih tertinggal dari Dubai, Abu Dhabi belum punya banyak ikon pariwisata yang mendunia seperti Dubai. Tapi jangan salah, Abu Dhabi kini juga mulai membangun daerahnya, meskipun pelan, tapi Abu Dhabi tampaknya membangun dengan penuh perencanaan matang, tak seperti Dubai yang kesannya sangat terburu buru dalam mengalami percepatan pembangunannya. 





Mirip dengan Dubai, di Abu Dhabi sepanjang mata memandang hanyalah gedung gedung tinggi.... dan beberapa pekerja berwajah khas bangladesh (atau india) yang berteduh di pojok pojok gedung. Cuaca yang super panas terik tentu saja membuat tak banyak penduduk Abu Dhabi berseliweran di jalan-jalan. Meskipun di beberapa sudut kota banyak ditemui taman-taman bunga lengkap dengan arena bermain anak-anak, tapi ketika aku kesana menjelang siang semuanya sepi. Lagian, siapa mau main-main di luar ketika panas terik seperti itu. 

Ternyata di balik gedung-gedung megah yang menjulang tinggi, Abu Dhabi punya pantai yang indah. Dengan hamparan pasir putih lebut, dengan pemandangan kota megapolitan di belakangnya, dengan air laut yang super jernih..... tapi dengan terik matahari yang luar biasa panas, hehehhehe






Dari mana Abu Dhabi memiliki pasir pantai yang indah ? tentu saja impor dari negara lain, Indonesia mungkin?? 

Abu Dhabi, sama seperti negara arab lainnya, tidak mampu menghasilkan buah-buahan. Tapi di setiap supermarket, tersedia berbagai macam buah dari seluruh dunia dengan harga yang murah. Semuanya impor. 
Satu hal yang Abu Dhabi gak perlu impor adalah sinar matahari.

Panasnya benar-benar bikin dehidrasi (hehheehehehe lebay).... bikin mata silau sampe kesulitan merubah setting kamera, hehehehhehhhe. Karena kepanasan, lihat air laut yang berlimpah... rasanya pingin nyemplung!!! 






Sebenarnya tujuan kami mampir ke Abu Dhabi cuman pingin main-main di Ferarri World, tapi si guide ngajakin kami mampir ke Heritage Village, semacam pujasera gitu kali ya... isinya ada kios kios kecil penjual suvenir abu dhabi (yang semuanya made in china, hihihihi), cafe cafe di tepi pantai indah ini.

Ngomongin soal suvenirnya yang made in china semua itu, kalo beli di Heritage Village ini harganya bisa dua atau tiga kali lipat. Mahal banget. Untungnya di deket hotel ada minimarket yang super lengkap, yang menjual suvenir suvenir UAE juga, harganya jauuuuh lebih murah. Jadi, kalo teman-teman blogger berkunjung ke UAE, cari suvenirnya di minimarket aja, dijamin harganya lebih bersahabat.







Jadi begitu saja perjalanan ke Abu Dhabi, sebelum main-main di Ferrari World. Pinginnya sih jalan-jalan santai gitu ya, tapi panasnya itu lho...subhanalloh bikin menderita. Jadi stay di kamar hotel atau duduk manis di dalam mobil/bis ber Ac yang dingin merupakan pilihan yang lebih tepat.





Demikianlah catan kecil pada Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang Mampir ke Abu Dhabi | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2014/03/tentang-mampir-ke-abu-dhabi-diary-tante.html

Komentar