Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa

Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Catatn, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa
link : Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa


House of Virgin Mary, atau Rumah Bunda Maria ternyata ada di Turki. Banyak yang belum tahu kan? Mari mari sini merapat, aku kan bercerita sedikit saja, hehehe....

Rumah Bunda Maria ini sebenarnya adalah rumah tinggal terakhir dari Bunda Maria dalam kristen, atau Maryam dalam Islam. Beliau menghabiskan 11 tahun terakhir dalam hidupnya tinggal di sebuah rumah sangat sederhana di puncak Bukit BulBul di Ephesus, Turki. Itu berarti Bunda Maria hijrah ke Epehesus setelah peristiwa penyalipan Yesus. Awalnya tidak banyak yang tahu soal kepindahan Bunda Maria ke lokasi itu. Hingga suatu ketika, lamaaaaa setelah itu, seorang biarawati di jerman yang tidak pernah keluar negeri mendapatkan semacam "penglihatan" tentang rumah kecil ini. Sebelum meninggal beliau bisa menggambarkan secara detail rumah ini, berikut pohon pohon zaitun di sekitarnya. Singkat cerita, penglihatan itu akhirnya terdengar oleh pohak Vatikan. Setelah diadakan penelitian dari segala aspek, akhirnya Vatikan membenarkan bahwa rumah sangat sederhana itu adalah autentik peninggalan Bunda Maria. 

Kini, rumah sangat sederhana yang seluruhnya terbuat dari batu itu telah dijual oleh pemerintah Turki kepada pihak Vatikan. Dan karena nilai sejarahnya yang sangat besar, kompleks lokasi Rumah Bunda Maria selalu dijaga ketat oleh polisi militer turki bersenjata lengkap, dibantu oleh polisi militer vatikan. Petugas dan para pastor juga langsung dari Vatikan, setiap bulan Vatikan mengirimkan petugasnya silih berganti.




Seperti yang sudah aku ceritakan tadi, rumah bunda maria ini berada di puncak bukit. Jalan menuju kesana tentu saja berkelok kelok dan cukup sempit. Tapi pemandangannya indah sekali. Hutan yang benar benar hijau, pohon pohon zaitun dimana mana. Aku tiba disana pagi hari, ketika cuaca sangat-sangat syahdu karena mendung gelap dan gerimis kecil kecil.

Di tempat parkir, sudah begitu banyak bus bus pariwisata. Turis dari segala penjuru dunia tampaknya sudah lebih dulu memadati Rumah Bunda Maria. Tour Guide ku berkali kali mewanti-wanti, ini adalah lokasi suci, selama di dalam rumah Bunda Maria, tidak diperkenankan mengambil foto. Yaaaahhh.... sedih deh, apa asyiknya gak bisa ambil foto. Tapi mau gak mau harus setuju dengan peraturan yang satu itu, namanya tempat ibadah, kalo turis terlalu sering jeprat jepret foto pastinya akan mengurangi kesakralan tempat itu kan.

Semakin mendekati rumah bunda maria, jalan terbagi menjadi dua. Jalan masuk dengan jalan keluar.
Jadi kita tidak akan melewati tempat yang sama lagi. So, manfaatkan waktu sebaik baiknya, karena padatnya turis. dan tidak mungkin mengantri lagi masuk ke posisi awal.

Lagipula, rumah Bunda Maria kan kecil sekali. Sementara itu turis yang berbaris rapi mengantri di depan pintu masuk juga berjubel. Maka pengunjung yang sudah berada di dalam rumah bunda maria itu sebaiknya tahu diri untuk tidak berlama lama memadati ruangan dalam.


Dari kejauhan, sudah tampak rumahnya. Sebuah rumah batu kecil sekali, sangat sangat sederhana. Mungkin lebih tepat jika disebut gubuk.

Lingkungannya sangat asri, pepohonan rindang. Musim gugur membuat daunnya menguning. Dan tentu saja, aku makin suka!! hihihiihihi....

Aku kegirangan bisa melihat rumahnya, tak sabar untuk bisa masuk ke dalam.


Begitu sampai di dalam, ada beberapa lampu kecil remang-remang yang menerani ruangan kecil itu. Dua orang polisi militer berjaga jaga, satu atau dua meter dari pintu depan. Di kanan dan kiri, ada sebuah kotak amal, tempat kita bisa memasukkan uang donasi, di atasnya disediakan lilin lilin kecil untuk kita ambil. 

tepat di depan, dibuatlah altar Bunda Maria. Fotonya bisa dilihat disini dan disana.
Ada patung Bunda Maria di tengah-tengahnya, meja dienuhi bunga-bunga dan beberapa benda kecil seperti tasbih dan rosario. Turis turis lain memberikan penghormatan yang mendalam di depan altar itu.





Lalu aku? Apa yang aku lakukan di depan altar ?

Tentu saja aku berdoa, menghadiahi Maryam dengan puluhan Al Fatikhah, berharap bisa mencontoh Maryam yang begitu mulia. Begitu istimewanya Maryam, hingga Al Quran mengabadikannya dalam satu surat khusus bernama Surat Maryam. Kenapa tidak ada surat Khadijah, atau surat Fatimah??  Padahal mereka juga perempuan-perempuan yang teramat mulia. Pastilah karena Maryam begitu istimewa. Aku pikir itu adalah sebuah penghormatan tertinggi oleh Islam kepada Maryam, kepada perempuan shalikhah yang selalu menjaga kesuciannya, yang tidak berzina, yang mampu menjaga hatinya, yang begitu sabar dan mampu berjuang sendirian.



Setelah keluar dari rumah bunda maria, kita akan bejumpa dengan kotak tempat pengunjung bisa menancapkan lilin lilin doa. Aku tadi memasukkan donasi koin dua lira, dan aku pun mengambil dua batang lilin. Aku ikut-ikutan menancapkan lilin, meskipun di Islam tidak ada ajaran yang berbau lilin. Seorang teman satu bis memandang tidak ganjil apa yang kulakukan, tapi thats fine. Yang tahu niatku hanya Allah, yang lain tak perlu tahu. Bukan begitu??



Setelah melewati lokasi lilin, kita akan menyusuri jalan kecil menuju ke bawah. Ternyata di situ ada sumber mata air, yang menurut Vatikan merupakan air suci. Tour Guide ku bilang, jika minum air itu maka badan akan sehat, jika membasuh muka maka kita akan awet muda dan lain sebagainya. Hehehee... dimana-mana, mata air yang dianggap sakral akan disertai dengan mitos mitos seperti itu. Meskipun tidak percaya dengan khasiat airnya, tapi aku tetap mengambil sebotol. Aku akan membawanya pulang, dan menghadiahkannya pada sahabatku. Mata air suci bunda maria, sebuah hadiah yang tak ternilai harganya kan???

Kemudian di sebelah mata air suci, ada dinding batu yang dipenuhi oleh gulung gulungan kertas kecil. Rupanya itu adalah kertas kertas berisikan doa doa. Mereka bilang, doa yang di selipkan disitu akan terwujud. Wow...pantas saja ada begitu banyak gulungan gulungan doa. Aku pun segera menuliskan dua doa, satu atas namaku, dan satu atas nama sahabatku yang seorang kristen. Tentu saja aku ikut-ikutan menggulung kertas itu lalu menyelipkannya di celah celah batu. Wallahualam... ini bukan tempat yang mustajabah, kita bisa berdoa dimana saja, termasuk berdoa di rumah Maryam kan??

Ada yang bilang juga, bahwa sebenarnya tradisi menggulung kertas doa itu berasal dari tradisi masyarakat turki kuno, yang mana dahulu mereka suka menuliskan doa lalu mengikatnya di ranting-ranting pohon. Keyakinan itu berkembang sedemikian rupa sehingga kini gulungan kertas doa itu diikat lalu diselipkan di celah celah batu dinding rumah bunda maria. 
Hal ini mengingatkanku pada tradisi serupa di Cina, di daerah pedalaman ketika dulu pernah berkunjung ke JiuZhaiGhou. Masyarakat disana menuliskan harapan harapan mereka pada selembar kain berwarna, seukuran sapu tangan, lalu disejajarkan demikian rapi, berbaris baris hingga mirip bendera warna warni yang banyaaaaak sekali. 






Setelah meninggalkan lokasi gulungan ketas doa, selanjutnya kita akan bertemu dengan sebidang tanah, dengan reruntuhan sumur di tengah tengahnya. Aku tidak menemukan keterangan apapun di sekitarnya, tapi tampaknya itu bekas tempat pembaptisan.






Secara keseluruhan, aku sangat sangat menikmati kunjungan ke House of Virgin Mary ini. Meskipun lokasinya jauuuuuh, di puncak bukit, tapi semuanya tampak indah. Suasananya yang sakral, Kisah kesucian Maryam yang sangat istimewa, cuaca yang mendung gerimis kecil kecil, juga dedaunan yang menguning. Subhanallaaahhh semuanya sangat sempurna.

Alhamdulillaaaah bisa mengunjungi rumah bunda maria..... Aku pikir ini situs yang teramat penting, bukan hanya untuk kristen, tetapi juga untuk islam. Memang dalam islam, kita tidak boleh mengeramatkan benda benda peninggalan, termasuk rumah peninggalan tokoh tertentu seperti ini, karena dikhawatirkan musyrik dan syirik. Tapi jika memang terbukti benar ini adalah rumah terakhir Maryam atau Bunda Maria, kita sebagai umat Islam maupun Kristen selayaknya harus tahu, dan bisa mengambil begitu banyak pelajaran dari keistimewaan Maryam itu sendiri.




Postingan ini dipersembahkan untuk Sahabatku, Marry Suwu. 
"Aku berhasil bawa airnya sampai dengan selamat di Indonesia!!!"


Demikianlah catan kecil pada Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang House of Virgin Mary | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2013/11/tentang-house-of-virgin-mary-diary.html

Komentar