Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa

Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Catatn, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa
link : Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa



Terdampar di Yogyakarta malam minggu, sebenarnya kita bisa melakukan banyak hal. Tapi malam itu, aku memaksa dua temanku menuruti hasratku yang terpendam lebih dari tiga tahun lamanya, yaitu makan oseng-oseng mercon di jogja. Maka kami segera mencari becak, meminta abang tukang becak untuk menunjukkan oseng-oseng mercon yang paling dahsyat. Hanya dengan 5000 perak dari hotel di kawasan jalan Dagen, kami diantar menuju ke jalan Ahmad Dahlan. Ternyataa oh ternyata, di sepanjang jalan itu bertebaran warung-warung lesehan yang semuanya memasang judul oseng-oseng mercon berukuran besar. Yang mana yang asli? Yang mana yang paling enak??

Kita serahkan saja pada Pak Tukang Becak yang budiman... beliau menghentikan becaknya di depan sebuah warung lesehan oseng-oseng mercon, dengan kain hijau panjang sebagai tirai namanya. Yo wes lah, kami bertiga yang buta dalam hal oseng-oseng mercon ini pun menurut saja.



Aku kegirangan, setengah tak percaya... hasratku yang terpendam bertahun tahun sebentar lagi akan meledak terpuaskan. Oseng-oseng mercon nya pun datang. Dari penampakannya, terlihat begitu aduhai. Ditemani nasi putih hangat dan es jeruk manis, kami pun tak kuasa segera menyantap oseng oseng yang konon kabarnya memiliki tingkat kepedasan yang menggelegar. 

Satu suapan... dua suapan....
Mana pedasnya???

Kami bertiga berpendangan, "kok gak pedas sama sekali?"
wajah kami bertiga tidak sesumringah sebelum tiba tadi. Kecewa pastinya, rupanya kami mendarat di oseng-oseng mercon yang kurang tepat. Hiks... hasratku akan oseng-oseng mercon yang sebenar-benarnya belum terpuaskan.

Perut kenyang. Hujan tiba tiba datang. Kami berniat mencari taxi, tapi ternyata susah sekali mencari taxi. Temanku yang pernah tinggal lama di Jogja, mulai menghibur. "Malioboro deket kok... jalan kaki 10 menit juga nyampe.."

aku dan satu temanku yang buta jogja pun menuruti saja. Kami bertiga jalan kaki menyusuri KH Ahmad Dahlan. Sesekali berhenti ketika hujan terasa lebih deras, atau betis terasa mencengkeram. Akhirnya sampai juga di perempatan, kami pun belok ke kiri, menuju Jalan Ahmad Yani.




Kami bertiga mendengar musik etnik dan melihat kerumunan orang. Setelah mendekat, ternyata ada pertunjukan tarian Papua oleh teman-teman mahasiswa asal Papua untuk menggalang dana Natal. Pertunjukan yang memukau, tariannya terlihat simple tapi cukup melelahkan pastinya. Ada setidaknya 5 pasang penari, yang menari membentuk formasi-formasi tertentu. Kostum mereka kuning menyala, dengan ornamen-ornamen khas Papua.



Meskipun hujan turun rintik-rintik, mereka tetap bersemangat. Di sisi lainnya, ada sekitar 7 orang lainnya yang memainkan alat musik dan bernyanyi keras keras. Sementara ada beberapa orang lagi yang bertugas mendokumentasikan kegiatan ini, dan ada pula yang berkeliling membawa kotak kardus mengumpulkan sumbangan dari penonton.

Pertunjukan yang atractive, dan aku pribadi sangat sangat terhibur.
Ketika mereka selesai menari dan bernyanyi, kami bertiga melanjutkan perjalanan. Berhenti sebentar di depan Istana Negara Yogyakarta, sayangnya foto tidak memuaskan, jadi tidak dipajang di sini.



Dan tak terasa, papan nama jalan Malioboro pun tampak. Senangnya... leganyaa.... Indahnya malam ini, meskipun oseng-oseng mercon nya tidak menggelegar, tapi tarian papua bisa menghapus semua kekecewaan. 






Buat Keke dan Nai, jika sudah besar nanti dan pingin jalan jalan sendiri ke Jogja...jangan khawatir mati gaya. Karena kita pasti akan mendapatkan banyak pengalaman tanpa keluar banyak uang, dan Jogja gak pernah tidur kok...





Demikianlah catan kecil pada Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang Saturday Night in Yogyakarta | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2013/04/tentang-saturday-night-in-yogyakarta.html

Komentar