Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa

Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Diary, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa
link : Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa



Aku bertemu si Hitam Manis ini di alun-alun Jombang, ketika Aku dan Dija bermain-main disana. Memberi makan ratusan burung merpati, mengejar-ngejar mereka, dan berlarian di rerumputan. Saat Kami kelelahan, seorang wanita berdandan pengemis menghampiri kami, tangan kirinya menggandeng seorang anak kecil seumuran Dija, mari kita sebut dia Si Hitam Manis.

Sebenarnya aku paling benci dengan orang-orang yang berdandan pengemis dan memakai anak-anak sebagai atributnya. Jaman sekarang, pengemis bukan sebuah keterpaksaan, tetapi sebuah pilihan profesi. Banyak orang orang mampu tapi malas yang lebih suka bekerja sebagai pengemis. Dan membawa bayi atau anak anak sebagai atributnya sama saja dengan mendidik mereka, menjadikan mereka calon-calon pengemis masa depan. Yah... lupakanlah saja masalah sosial yang satu itu.... karena aku jatuh cinta pada Si Hitam Manis.

Kulitnya legam terbakar matahari, kakinya kotor karena menyapu debu jalanan. Bajunya benar-benar lusuh, tapi aku bisa melihat betapa lucu model tuniknya jika saja sudah dicuci bersih, sementara celana birunya tampak sedikit kebesaran. Mungkin celana itu dulu milik kakaknya, dan kini menurun padanya, sebuah warisan, sebuah lungsuran. Rambutnya hitam keemasan karena kurang protein tampak sangat tipis dan kering mengingatkanku pada rambut jagung, warnanya sungguh mirip. Cara ibunya mengikat rambut Si Hitam Manis sempat membuatku tersenyum senang, modelnya lucu sekali. Jabrik-jabrik berdiri ke atas, persis seperti bunga terompet yang mencari sinar matahari. Matanya jernih sekali, menatapku tajam namun tak menghakimi. Dia melihatku mengutak-atik lensa kamera, dan diam saja ketika aku memotretnya. Dia mungkin belum pernah melihat kamera seperti itu, keingintahuannya bisa aku rasakan. Aku sempat tersenyum, berharap dia tersenyum juga meskipun malu-malu. Ternyata harapanku meleset, dia tetap tenang didepanku, sambil tetang menggandeng tangan ibunya.

Aku lihat Si Hitam Manis... dia benar-benar cute, dia benar-benar cantik. Meskipun tanpa gaun yang indah, meskipun tanpa senyuman di wajahnya, aku bisa melihat kecantikannya. Dalam hati aku hanya bisa berdoa, semoga dia punya masa depan yang cerah dan seribu keberuntungan menunggu di depannya. Kelak bisa saja dia menjadi Oprah Winfrey, pembawa acara kaya raya dengan masa kecil yang sangat sangat kelam. Atau Halle Berry, aktris cantik jelita pemenang oscar yang juga punya masa kecil kurang bahagia. Who knows...

Semoga Allah mengabulkan doaku....


Demikianlah catan kecil pada Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2012/12/tentang-hitam-manis-diary-tante-elsa.html

Komentar