Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa

Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label diary Tulisanku, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???

Judul : Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa
link : Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa

Baca juga


Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa

Membaca postingan PakDhe Cholik yang berjudul Tiada Hari Selain Senen, membuatku tertawa kecil sekaligus merasa miris. PakDhe dalam postingan itu bercerita soal situasi kerja yang tidak menyenangkan karena adanya Bos/Pimpinan yang sukanya marah-marah melulu (Dalam bahasa jawa, diseneni artinya dimarahi). Dan tentu saja hal itu membuat anak buahnya merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja.

Pemandangan seperti itu pernah aku temui di sebuah toko besar di kawasan segitiga emas surabaya. Sebuah toko yang super sibuk, beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, dipimpin oleh seorang Bos perempuan yang cantik sekali. Aku yakin, siapapun yang melihat bos itu pastilah merasa kagum. Bagaimana tidak... kulitnya seputih porselen, wajahnya cantik sekali mirip Liv Tyler, rambutnya panjang dan lebat dengan warna kecoklatan mirip rambut bintang film hollywood, pakaiannya selalu rapi dan enak dipandang, dan selalu anggun dengan high heels nya.

"I wanna be like her... I wanna be like her!"  sahutku dalam hati.
Aku benar-benar mengidolakannya, aku ingin menjadi sepertinya. Menjadi Bos perempuan yang sukses menjalankan bisnis beromzet milyaran rupiah tiap bulannya, menguasai pasar indonesia timur, memiliki puluhan pegawai dan mampu senantiasa tampil cantik luar biasa. Aku tergiur....

Tapi sejenak kemudian...

Ada dua orang pegawaiinya datang menghadap. "Bu, itu kontainernya gak cukup".
Ibu Bos yang cantik langsung melotot, "Kok bisa gak cukup itu gimana? Dasar Goblok ngatur gitu aja gak bisa. Kemaren kan kita kirim kontainer juga ke Manado, barangnya sama persis, jumlahnya sama, tapi muat. Sekarang kok gak muat?? Kalo atur barang itu pake otak dong! Otaknya dikemanain??? Jangan asal masukin kontainer. Kalian ini goblok apa gimana sih?  Saya gak mau tau, kamu bongkar itu kontainer, lalu masukin lagi sampai cukup!!!"

Astaghfirullaaah....
Impianku menjadi sepertinya serta merta menguap begitu saja. Benar benar hilang tak berbekas....
Tentu saja aku tidak ingin menjadi bos yang seperti itu, yang memarahi anak buahnya dengan kata-kata yang menyakitkan hati, dan dilakukan di depan banyak orang. Meskipun seandainya kita benar-benar orang yang bodoh, aku yakin tak seorangpun dari kita yang ingin dibilang bodoh.

Aku yang menyaksikan peristiwa itu saja merasa ikut sakit hati, padahal predikat "goblok" itu tidak ditujukan padaku. Tapi mendengarkan saja...rasanya dada ini ikut terbakar. Bagaimana dengan mereka... dua orang pegawai yang datang menghadap tadi... Jika saja aku digaji tinggi, tetapi setiap hari dikata-katain dengan perkataan yang buruk dan menyakitkan hati, tentu saja aku tidak akan betah bekerja berlama lama di tempat itu.

Menjadi bos itu gampang, semudah menjentikkan jari. Selama kita bisa menggaji orang, mempekerjakan orang, maka kita akan langsung menjadi Bos. Iya kan??

Tapi menjadi bos ternyata tidak bisa dianggap enteng. Bos, Majikan, Juragan, Pimpinan atau apapun sebutannya memiliki tanggung jawab yang tidak boleh dientengkan. Selain harus mencukupi kesejahteraan anak buahnya, seperti gaji tiap bulan, uang makan, jaminan kesehatan, dan lain sebagainya, seorang bos harus memiliki stok MAAF yang tidak terbatas.



Bukankah pelayan, anak buah, pegawai, karyawan apapun namanya... jasanya sudah teramat besar buat kita? Jika kita memperlakukan mereka dengan sangat-sangat baik dan layak, menganggapnya sebagai anggota keluarga kita sendiri, insyaAllah mereka juga akan tetap betah bekerja untuk membantu kita, dan mereka juga tidak akan ragu untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya.









Artikel ini untuk menanggapi artikel BLOGCAMP 
yang berjudul Tiada Hari Selain Senen 
tanggal 25 Juni 2012.






Demikianlah catan kecil pada Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa

dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......

Anda sekarang membaca artikel Tentang Menjadi Bos yang Baik | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2012/06/tentang-menjadi-bos-yang-baik-diary.html

Komentar