Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa - Hallo sahabat Tante Elsa yang aku sayangi dan aku rindukan, pembaca Diary Tante Elsa, Terimakasih sudah mampir di Diary Tante Elsa yang sederhana ini, Saat ini diary yang Tante Elsa tulis dengan judul Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa, Tante Elsa sudah sengaja membuat artikel diary ini dengan maksut sebagi dokumentasi saja. Mudah-mudahan isi diary dengan label
diary Blog, yang Tante Elsa tulis ini dapat menjadi inspirasi buat teman-teman. Baiklah, selamat membaca, semoga bermanfaat, Jangan lupa subcribe Blog Diary Tante Elsa ya...???
Judul : Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
link : Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
Minggu siang, 18 Desember 2011, Kami tiba di Wonosobo Jawa Tengah setelah melewati perjalanan yang sangat lama dari bagian tengah Jawa Timur. Pemandangan hijau di kanan kiri ternyata mampu mengobati rasa sakitnya pantat yang mati rasa karena terlalu lama duduk di mobil, hehehheee....
Aku dan beberapa teman gilaku, baru dua hari sebelumnya memutuskan untuk pergi ke Wonosobo. Tanpa perencanaan yang matang, Alhamdulillah kami sampai juga di gerbang selamat datang Kota Wonosobo. Tentu saja kami langsung jeprat-jepret kegirangan begitu sampai di titik ini.
Kabut juga mulai turun..... Jarak pandang semakin menyempit.
Air beserta lumpur turun dengan derasnya memenuhi jalan yang kami lalui. Tegang tentu saja. Sambil terus berdoa agar badai segera berlalu. Kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan sampai ke Candi Dieng dan Telaga Warna.
Alhamdulillaaaaah.... terwujud juga keinginanku menginjakkan kaki di Dieng.....
Meski hujan belum juga berhenti, dan kabut pun turun semakin gelap.... Aku tetap berusaha menikmati Candi Dieng dan segala keindahannya meski secara terbatas. Ingin berlama lama, tapi kebut gelap yang berkawan dengan hawa dingin memaksa kami segera pamit. Jari-jariku kedinginan mulai mati rasa.
Kami meninggalkan lokasi Dieng sekitar pukul 4 sore. Tapi baru 5 menit, di kejauhan tampak kerumunan orang dan kendaraann. Sesuatu telah terjadi.. dan tampaknya bukan hal yang baik. Orang-orang terlihat bingung dan tegang. Kami dihentikan oleh seorang bapak berjas hujan yang sibuk mengatur semua kendaraan di situ.
"Ada apa Pak?"
"Mohon maaf Pak, Anda harus memutar. Ada longsor di desa bawah"
Astaghfirullah.... ternyata hujan badainya gak main main!!!
Butuh sekitar 15 menit untuk memutar di jalan yang sempit dan penuh dengan kendaraan lain. Kami meluncur mencari jalan memutas, melewati Banjarnegara sesuai instruksi bapak tadi. GPS tidak berfungsi, karena sinyal di ponsel sama sekali tidak bisa diandalkan.
Begitu sampai di Banjarnegara, kami terpaksa memutar lagi, karena disanapun terjadi bencana banjir bandang. Subhanallah..... Kami berusaha tenang, dan mencari jalan yang lebih aman menuju Wonosobo-Magelang.
Hujan deras, Gelap, jalan sempit di tengah hutan , di pegunungan.... Bissmillahirrahmanirrahiim..... tanya sana-tanya sini, melewati pedesaan yang kami bahkan tak tahu namanya apa....hingga akhirnya menjelang tengah malam kami tiba di Yogyakarta. Alhamdulillaaah.....
Anda sekarang membaca artikel Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2011/12/tentang-dieng-wonosobo-diary-tante-elsa.html
Judul : Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
link : Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
Minggu siang, 18 Desember 2011, Kami tiba di Wonosobo Jawa Tengah setelah melewati perjalanan yang sangat lama dari bagian tengah Jawa Timur. Pemandangan hijau di kanan kiri ternyata mampu mengobati rasa sakitnya pantat yang mati rasa karena terlalu lama duduk di mobil, hehehheee....
Aku dan beberapa teman gilaku, baru dua hari sebelumnya memutuskan untuk pergi ke Wonosobo. Tanpa perencanaan yang matang, Alhamdulillah kami sampai juga di gerbang selamat datang Kota Wonosobo. Tentu saja kami langsung jeprat-jepret kegirangan begitu sampai di titik ini.
Tapi keceriaan kami segera berubah seiring awan gelap yang tiba-tiba memayungi Wonosobo. Semakin kami naik ke Dieng, suasana semakin mencekam. Hujan deras...Jika ingin lebay sedikit, aku menyebutnya Hujan Badai.
Kabut juga mulai turun..... Jarak pandang semakin menyempit.
Air beserta lumpur turun dengan derasnya memenuhi jalan yang kami lalui. Tegang tentu saja. Sambil terus berdoa agar badai segera berlalu. Kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan sampai ke Candi Dieng dan Telaga Warna.
Alhamdulillaaaaah.... terwujud juga keinginanku menginjakkan kaki di Dieng.....
Meski hujan belum juga berhenti, dan kabut pun turun semakin gelap.... Aku tetap berusaha menikmati Candi Dieng dan segala keindahannya meski secara terbatas. Ingin berlama lama, tapi kebut gelap yang berkawan dengan hawa dingin memaksa kami segera pamit. Jari-jariku kedinginan mulai mati rasa.
"Ada apa Pak?"
"Mohon maaf Pak, Anda harus memutar. Ada longsor di desa bawah"
Astaghfirullah.... ternyata hujan badainya gak main main!!!
Butuh sekitar 15 menit untuk memutar di jalan yang sempit dan penuh dengan kendaraan lain. Kami meluncur mencari jalan memutas, melewati Banjarnegara sesuai instruksi bapak tadi. GPS tidak berfungsi, karena sinyal di ponsel sama sekali tidak bisa diandalkan.
Begitu sampai di Banjarnegara, kami terpaksa memutar lagi, karena disanapun terjadi bencana banjir bandang. Subhanallah..... Kami berusaha tenang, dan mencari jalan yang lebih aman menuju Wonosobo-Magelang.
Hujan deras, Gelap, jalan sempit di tengah hutan , di pegunungan.... Bissmillahirrahmanirrahiim..... tanya sana-tanya sini, melewati pedesaan yang kami bahkan tak tahu namanya apa....hingga akhirnya menjelang tengah malam kami tiba di Yogyakarta. Alhamdulillaaah.....
sempat narsis...padahal di bawah banyak orang trekena bancana. Astaghfirullah..... |
Tiba di Jombang pukul 5 pagi keesokan harinya, Aku sangat sangat sangat bersyukur. Apalagi setelah melihat berita di televisi dan di koran, ternyata Banjir bandang dan musibah longsor di Wonosobo telah memakan korban yang tidak sedikit. Beberapa korban bahkan ditemukan dalam keadaan terpotong potong berkilo kilo jauhnya dari lokasi bencana.
Don't know what to say,
but... Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaah.....
Mari berdoa untuk para korban
Media Indonesia - Dua Korban Longsor Wonosobo belum Ditemukan
Tim SAR Temukan Potongan Tubuh Korban Longsor Wonosobo
VIVAnews - Korban Tewas Longsor Wonosobo Capai 10 Orang
Demikianlah catan kecil pada Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa
dan inilah yang bisa Tante Elsa sahare. sekali lagi Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa berterimakasih banget sudah mau mampir ke blog ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat serta inspirasi untuk anda teman-teman semua. Baiklah, sampai jumpa di postingan Tante Elsa selanjutnya, jangan lupa sering mampir ke blog ini ya, dan jangan lupa bagiakan artikel ini ke teman-teman dan sodara. Dadah......
Anda sekarang membaca artikel Tentang Dieng - Wonosobo | Diary Tante Elsa dengan alamat link https://diarytanteelsa.blogspot.com/2011/12/tentang-dieng-wonosobo-diary-tante-elsa.html
Komentar
Posting Komentar