Tentang Hitam Manis | Diary Tante Elsa
Aku bertemu si Hitam Manis ini di alun-alun Jombang, ketika Aku dan Dija bermain-main disana. Memberi makan ratusan burung merpati, mengejar-ngejar mereka, dan berlarian di rerumputan. Saat Kami kelelahan, seorang wanita berdandan pengemis menghampiri kami, tangan kirinya menggandeng seorang anak kecil seumuran Dija, mari kita sebut dia Si Hitam Manis. Sebenarnya aku paling benci dengan orang-orang yang berdandan pengemis dan memakai anak-anak sebagai atributnya. Jaman sekarang, pengemis bukan sebuah keterpaksaan, tetapi sebuah pilihan profesi. Banyak orang orang mampu tapi malas yang lebih suka bekerja sebagai pengemis. Dan membawa bayi atau anak anak sebagai atributnya sama saja dengan mendidik mereka, menjadikan mereka calon-calon pengemis masa depan. Yah... lupakanlah saja masalah sosial yang satu itu.... karena aku jatuh cinta pada Si Hitam Manis. Kulitnya legam terbakar matahari, kakinya kotor karena menyapu debu jalanan. Bajunya benar-benar lusuh, tapi aku bisa melihat betapa lu